ASKEP HIPOPARATIROID (Stikes Wira Husada semester.6)




ASKEP HIPOPARATIROID

I. TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
lHipoparatiroidisme adalah kondisi dimana tubuh tidak membuat cukup hormon paratiroid atau parathyroid hormone (PTH).
lHipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang tidak adekuat. Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital). Kadang-kadang penyebab spesifik tidak dapat diketahui.

B. KLASIFIKASI

Ada empat kategori dari hipoparatiroidisme:1) Defisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua
penyebab utama: o Post operasi pengangkatan kelenjar partiroid dan total tiroidektomi. o Idiopatik, penyakit ini jarang dan dapat kongenital atau didapat (acquired).2) Hipomagnesemia.3) Sekresi hormon paratiroid yang tidak aktif.4) Resistensi terhadap hormon paratiroid (pseudohipoparatiroidisme)

C. ETIOLOGI

1. Penyebab hipoparatiroidisme paling serin terjadi adalah skresi hormon paratiroid yang kurang adekuat akibat suplai darah terganggu atau setelah jaringan kelenjar paratiroid di angkat pada saat dilakukan tiroidektomi atau diseksi radikal leher. Atrofi kelenjar paratiroid yang etiologinya tidak diketahui merupakan penyebab hipoparatiroiddisme yang jarang dijumpai.
2. Penyebab yang paling umum dari hipoparatiroidisme adalah luka pada kelenjar-kelenjar paratiroid, seperti selama operasi kepala dan leher. Kelenjar-kelenjar paratiroid adalah kelenjar-kelenjar endokrin yang kecil yang berlokasi di leher dibelakang kelenjar tiroid.

D. FAKTOR RESIKO
congenital,
genetic atau
autoimun
Wanita mempunyai resiko untuk terkena hipoparatiroidisme lebih besar dari pria.


E. PATOFISOLOGI

1. Pada hipoparatiroidisme terdapat gangguan dari metabolisme kalsium dan fosfat, yakni kalsium serum menurun (bisa sampai 5 mgr%) dan fosfat serum meninggi (bisa sampai 9,5-12,5 mgr%).
2. Pada yang post operasi disebabkan tidak adekuat produksi hormon paratiroid karena pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi. Operasi yang pertama adalah untuk mengatasi keadaan hiperparatiroid dengan mengangkat kelenjar paratiroid.

F. MANIFESTASI KLINIS

1. Gejala-gejala utama adalah reaksi-reaksi neuromuscular yang berlebihan yang disebabkan oleh kalsium serum yang sangat rendah. Keluhan-keluhan dari penderita (70 %) adalah tetani atau tetanic aequivalent.
2. Tetani menjadi manifestasi sebagai spasmus corpopedal dimana tangan berada dalam keadaan fleksi sedangkan ibu jari dalam adduksi dan jari-jari lain dalam keadaan ekstensi


Dalam titanic aequivalent:
1) Konvulsi-konvulsi yang tonis atau klonis
2) Stridor laryngeal (spasme ) yang bisa menyebabkan kematian
3) Parestesia
4) Hipestesia
5) Disfagia dan disartria
6) Kelumpuhan otot-otot
7) Aritmia jantung

Pada pemeriksaan kita bisa menemukan beberapa refleks patologis:
1) Erb’s sign
2) Chvostek’s sign:
3) Trousseau’s sign:
4)Peroneal sign
• Rambut : tumbuhnya bisa jarang dan lekas putih.
• Kulit : kering dan permukaan kasar, mungkin terdapatpula
vesikula dan bulla.
• Kuku : tipis dan kadang-kadang ada deformitas.


G. KOMPLIKASI

1. Hipokalsemia.
Keadaan klinis yang disebabkan oleh kadar kalsium serum kurang dari 9 mg/100ml. Kedaan ini mungkin disebabkan oleh terangkatnya kelenjar paratiroid waktu pembedahan atau sebagai akibat destruksi autoimun dari kelenjar-kelenjar tersebut
2. Insufisiensi ginjal kronik
Pada keadaan ini kalsium serum rendah, fosfor serum sangat tinggi, karena retensi dari fosfor dan ureum kreatinin darah meninggi. Hal ini disebabkan tidak adanya kerja hormon paratiroid yang diakibatkan oleh keadaan seperti diatas (etiologi).


H. DIAGNOSTIK

- Laboratorium:
1.Kalsium serum rendah
2. Fosfat anorganik dalam serum tinggi
3. Fosfatase alkali normal atau rendah
- Foto Rontgen:
1. Sering terdapat kalsifikasi yang bilateral pada ganglion basalis di tengkorak
2. Kadang-kadang terdapat pula kalsifikasi di serebellum dan pleksus koroid
3. Density dari tulang bisa bertambah
4. EKG: biasanya QT-interval lebih panjang

I. PENATALAKSANAAN

a) Konservatif
1. Terapi bagi hipoparatiroidisme kronis ditentukan sesudah kadar kalsium serum diketahui. Diet tinggi kalsium, rendah fosfor dianjurkan. Meskipun susu, produk susu dan kuning telur merupakan makanan yang tinggi kalsium, jenis makanan ini harus dibatasi karena kandungan fosfornya yang tinggi.
b) Pembedahan
1. Dilakukan tindakan Trakeostomi
C) Farmakologi
1 Pemberian vit D
2. Pemberian preparat hormon parenteral dapat dilakukan untuk mengatasi hipoparatiroidisme disertai tetanus.

II. PROSES KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1 Riwayat penyakit
1.Sejak kapan klien menderita penyakit
2. Apakah ada anggota keluarga yang berpenyakit sama
3. Apakah klien pernah mengalami tindakan operasi khususnya pengangkatan kelenjar paratiroid atau kelenjar tiroid
4. Apakah ada riwayat penyinaran radiologi daerah leher

2 Keluhan utama
1. Kelainan bentuk tulang
2. Perdarahan yang sulit berhenti
3. Kejang – kejang, kesemutan dan lemah


3. Pemeriksaan Fisik

a) Sistem integrumen
1. Rambut jarang dan tipis; pertumbuhan kuku buruk, deformitas dan mudah patah; kulit kering dan kasar
b) Sistem muskuluskeletal
1. Kelainan bentuk tulang
2. Tetani (kejang otot)
3. Tanda Chvosteks atau Trousseaus
4. keadaan tetanus laten terdapat gejala patirasa, kesemutan dan keram pada eksrmitas dengan keluhan perasaan kaku pada kedua belah tangan serta kaki
5. Kesemutan di bibir, jari-jari tangan, an jdari-jari kaki
6. Kejang dan nyeri otot di muka, tangan dan kaki


c) Sistem persyarafan
1. Katarak-katarak di mata-mata
2. Kehilangan memori (daya ingat)
3. Sakit kepala
d) Sistem pernapasan
1. tanda-tanda mencakup bronkospasme, spasme laring,
e) Sistem endokrin
1. Delirium
f)Sistem kardiovaskuler
1. aritma jantung
2. Perubahan pada EKG
3. hipotensi


4. Pemeriksaan penunjang

a) Laboratorium
1.Kalsium serum rendah
2. Fosfat anorganik dalam serum tinggi
3. Fosfatase alkali normal atau rendah
b) Diagnostik
1. Foto Rontgen:
2. Sering terdapat kalsifikasi yang bilateral pada ganglion basalis di tengkorak
3. Kadang-kadang terdapat pula kalsifikasi di serebellum dan pleksus koroid
4. Density dari tulang bisa bertambah
5. EKG: biasanya QT-interval lebih panjang


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

A) Preoperative
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan bronkus spasme
2. Nyeri akut b/d agen injury biologis
3. Cemas berhubungan dengan penyakit kritis, takut kematian atau kecacatan, perubahan peran dalam lingkungan social atau ketidakmampuan yang permanen.
B) Postoperative
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan disfungsi neuromuskuler/bronkospasme
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan bronkospasme
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invansif
4. Pola Nafas tidak efektif b/d hipoventilasi
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang.
6. Kurang pengetahuan b/d kurangnya paparan informasi



by. VINI



Komentar

arifin mengatakan…
posting ini menarik sekali dan lenkap ...terus maju perawat indonesia...terimakasih
victor mengatakan…
terima kasih atas masukannya

Postingan Populer